
Marketing Soft Selling dan Hard Selling di Bisnis Internet Anda
mengenai hard selling dan soft selling di bisnis internet.
Hard sell dan soft sell adalah metode penyampaian informasi dari Influencer ke Influent melalui chanel-chanel media yang di gunakan, Above the line atau Below the line media.
Soft sell berarti cara promosi yang dilakukan secara halus atau tak menyampaikan promosi secara langsung. Tujuan soft selling, sangat lah berdasar pada ikatan kepercayaan yang lebih dalam terhadap konsumen dan sudah tentu muatan-muatan jualan diramu sangatlah bersayap. UUJ aja lah... Ujung-ujungnya jualan..!!!
Hard sell, opposite way dari Soft sell. Lebih Tegas, Lugas, kata lainnya “take it or leave it!” dan bahkan ada iklan yang menyampaikannya secara vulgar. Tentu efeknya buat konsumen lebih bersifat cepat.
Ada yang mengatakan kalau saat ini teknik soft selling lebih ampuh dibanding hard selling. Alasannya karena soft selling lebih bersifat persuasif sehingga lebih mudah untuk menyentuh hati konsumen. Kalau menurut saya, keduanya efektif memerankan perannya masing-masing.
Dalam dunia nyata, penerapan soft selling bisa diamati misalnya dalam acara Kick Andy. Di sana, setiap akhir acara dibagikan buku kepada para penonton. Tanpa harus mengajak langsung agar membeli buku tersebut, penonton sangat mungkin tergerak ingin tahu apa isi buku tersebut. Kalau di internet, soft selling sangat tepat diterapkan di blog.
Ada yang mengatakan kalau saat ini teknik soft selling lebih ampuh dibanding hard selling. Alasannya karena soft selling lebih bersifat persuasif sehingga lebih mudah untuk menyentuh hati konsumen. Kalau menurut saya, keduanya efektif memerankan perannya masing-masing.
Bisa dibayangkan kan kalau tak ada iklan yang berisi pesan yang jelas. Target market bisa kebingungan menangkap apa maksud promosinya. Sebaliknya kalau melulu menggunakan hard selling, bisa jadi target market langsung kabur.
Kalau diamati hard selling dan soft selling juga berbeda efeknya. Kalau hard sell, efeknya lebih bersifat cepat atau secara vulgar istilahnya “take it or leave it!” Sedangkan soft selling biasanya berlangsung lebih lama dan harus dijalankan secara terus menerus. Begitu konsumen memiliki hubungan erat dengan anda, maka dia akan menjadi konsumen potensial anda.
Karena itu, menurut saya yang terbaik adalah mengkombinasikan teknik hard sell dan soft sell. Sebab, dilihat dari sisi konsumen pun, sebagian konsumen lebih tertarik dengan pendekatan soft selling. Sebagian lagi lewat hard selling. Atau bisa karena kedua pendekatan ini. Contohnya, ini terjadi pada Pak Soelaiman Wiria-Atmadja yang saya haturkan rasa hormat mendalam karena semangat belajarnya yang luar biasa. (Kutipan kalimat di blog beliau “Never Too Late to Get Yourself Improved!” mengajak kita untuk selalu ACTION.)
Jadi, memadukan teknik hard sell dan soft sell menurut saya adalah yang terbaik. Hard sell di sales letter, dan soft sell di blog. Dari kedua teknik marketing ini, kuncinya lagi adalah kenali target market anda dan ketahui jalur komunikasi apa yang paling tepat untuk setiap konsumen.
Bagaimana menurut anda?
Post a Comment